12.12.15

Pada Akhirnya






Pada Akhirnya

Karena pada akhirnya, hujan akan tetap menjadi hujan. Walau ia datang di waktu yang, ah, jauh, jauh sekali, jauh dari perkiraan dan harapan.
Hujan akan tetap menjadi hujan. Walau ia datang dengan sangat terlambat.
-
Pada akhirnya, kering akan menjadi basah. Walau sekali lagi, hujan datang terlambat.
Kering akan berubah menjadi basah, cokelat menjadi hijau, kerontang menjadi segar.
-
Karena pada akhirnya, kamu akan tetap menjadi kamu. Walau kedatanganmu pun terlambat.
Seorang yang datang sebagai gambaran nyata dari setiap doa yang telah terpanjatkan.
Walau kedatanganmu pun jauh dari harapan dan perkiraan. Bahkan, sangat jauh.
-
Kamu, akan tetap menjadi kamu, yang nantinya akan menjelaskan perihal keterlambatan itu. 
Perihal pintu-pintu yang sudah kau masuki sebelum kau akhirnya menemukan pintu yang kau jadikan rebah terakhir.
-
Karena pada akhirnya, aku akan berubah. Dari rapuh menjadi kuat. Dari satu menjadi dua. Dari tidak baik menjadi baik. Dari dibimbing menjadi membimbing.
-
Karena pada akhirnya, akulah yang harus mulai bersahabat.
Dengan kesabaran.

-Rizaldy Fry-
09/12/15

19.9.15

Untuk Kamu yang Pernah Merasa Takut Kehilangan

Untuk kamu, yang pernah merasa takut kehilangan.



Tenang, kamu tidak sendiri, aku juga begitu.
Tenang, kita tidak hanya berdua, tapi masih banyak orang di luar sana yang pernah mengalami hal ini.
Apa yang kita alami adalah wajar, karena merasa takut kehilangan menandakan bahwa kita menyayangi seseorang.
Kalian sadar? Masalah kehilangan tidaklah selalu mengenai tentang pacar, atau lebih puitisnya kita sebut dengan kekasih.
Kehilangan tidaklah selalu tentang mereka, yang kita elu-elukan setiap waktu. Yang kita selalu beri perhatian demi perhatian setiap harinya.
Tetapi kehilangan, percaya atau tidak, kita pernah merasakannya kepada orang yang mungkin tidak kita sadari keberadaanya, karena kita sudah terlalu asyik dan menyatu dengannya.
Ya, benar, teman.
Aku yakin, kalian pernah merasakan sisi ketakutan yang paling dalam terhadap sosok ini, sosok teman, yang tidak jarang kita sebut dengan sahabat.
Tidak munafik, aku pernah merasakan itu.
Pernahkah kalian berpikir, bahwa orang yang selalu ada di dekat kalian dan membuat kalian nyaman itu akan selalu ada di dekat kalian? untuk selamanya?
Nyatanya? mungkin tidak.
Atau mungkin juga iya.
Kita semua sama, kita pernah mengatakan hal yang mungkin juga sama, yaitu
"Kalo ada temen baru, jangan lupain gue, ya!"
"Nanti kalo udah sukses, jangan sombong-sombong, ya!"
"Jangan lupain gue, ya!"
Atau kalimat-kalimat lainnya yang bermakna bahwa kalian tidak ingin dilupakan. Benar?
Kehilangan sahabat atau teman rupanya lebih menyakitkan dibanding kalian kehilangan seorang kekasih.
Jangan salahkan, apabila suatu saat kalian merasa rindu.
Merasa rindu untuk kembali berkumpul bersama. Merasa rindu untuk tertawa bersama. Merasa rindu untuk bersenang-senang bersama. Atau bahkan, merasa rindu untuk menangis bersama.
Jangan salahkan apabila suatu saat kalian merasakan hal itu.
Lahirnya "teman baru", seolah muncul sebagai sosok paling mengancam di muka bumi. Karena tidak jarang, kelahiran merekalah yang membuat kita ketar-ketir merasa takut kehilangan.
Bukankah kalian pernah melihat, atau bahkan mengalami? sebuah kejadian di mana kita harus dilupakan ketika 'dia' terlalu asyik dengan sesuatu yang baru ia dapatkan.
Atau bahkan, kalian yang melakukan itu? melupakan kawan lama hanya karena sudah terlalu asyik dengan kawan baru.
Percayalah, itu menyakitkan.
Cemburu. Sebenarnya yang kita semua alami bukanlah cemburu. Ini ada di dalam konteks yang berbeda.
Cemburu mungkin lebih cocok diterapkan pada hubungan dari sepasang kekasih, Tetapi dalam konteks ini, cemburu bukanlah sesuatu yang tepat untuk digunakan.
Kita semua bukan cemburu, tetapi kita hanyalah takut. Rasa takut yang selalu muncul karena kita tidak siap untuk kehilangan.
Sekali lagi, ini lebih menyakitkan dari sekadar kehilangan seorang kekasih.
Mulai saat ini, yang harus kita sama-sama ketahui adalah ketika kita sudah terlalu asyik dengan sesuatu, pasti ada hal lain yang sudah kita lupakan.
Terakhir,
untuk kamu yang pernah merasa takut kehilangan..
di balik kebahagiaanmu bersama orang yang baru, di sana pasti ada seseorang yang mulai merasakan sebuah kehilangan.


-Rizaldyfry-




23.5.15

Hidup dan Perpindahan

Hai, selamat malam.
Malam ini  indah ya, seperti malam beberapa saat lalu, saat di mana belum ada sebuah sapaan "aku" dan "kamu".
Sebetulnya, ini bagian dari sulitnya aku untuk lupa akan itu semua, lupa akan semua perubahan yang telah terjadi.
Bahkan, sama halnya ketika aku menulis ini, seolah aku sedang berbicara dengan kita yang dulu, kita yang masih menggunakan sapaan "aku" dan "kamu".
Sepertinya aku tidak siap, mmmh.. bukan, bukan tidak siap, tetapi belum siap lebih tepatnya.
Sepertinya aku belum siap akan semua yang telah berubah dan semua yang telah berpindah..
Semua yang telah bergeser dari suatu titik ke titik lainnya.
Mudah, contohnya seperti saat ini, aku masih sering bersikap jauh lebih kanak-kanak dibandingan dengan umurku, dan di sinilah aku baru sadar, kalau ternyata aku belum siap untuk berpindah..
Aku belum siap untuk berpindah dari aku yang dahulu menjadi aku yang sekarang..
Aku belum siap untuk menerima semuanya yang telah berubah, perubahan suasana, sikap, perilaku, dan semua hal yang memang seharusnya sudah berubah karena pergeseran situasi.
Itu hanyalah contoh kecil, tetapi masih ada sebuah contoh yang saat ini mungkin masih aku alami..
Sebuah perpindahan besar yang sangat mempengaruhi hari-hari dalam kehidupanku..
Kamu,
Yang telah membuat aku jatuh cinta.
Kamu, orang yang membuat aku seperti ini, seperti sekarang ini..
Walau tidak seutuhnya kamu yang merubah, tetapi setidaknya kamu memiliki peran yang cukup besar dalam perubahanku..
Aku rasa aku belum siap, untuk berpindah dari "aku" dan "kamu" ke "saya" dan "anda" atau yang lainnya..
Paling tidak, berpindah dari "aku" dan "kamu" yang dulu ke "aku" dan "kamu" yang sekarang, yang berbeda dalam segala halnya..
Orang bilang, ketidak siapan aku untuk berpindah bahkan pergi itu disebabkan oleh kamu yang masih aku anggap terlalu indah, padahal...
Padahal mungkin ada benarnya, tetapi itu tidak seutuhnya benar..
Aku hanya belum siap untuk kembali memulai sesuatu yang baru, aku hanya belum siap akan semua keadaan yang telah berubah seperti sekarang ini.
Ya, benar, kamu memang indah.
Tetapi, aku menyadari bahwa ini sudah berbeda, keindahan kamu bukan lagi untuk "aku" dan "kamu" yang pernah kita miliki.
Keindahan kamu sudah milik "aku" dan "kamu" kepunyaan orang lain.
Semua sudah berubah, semua sudah bergeser, semua telah berpindah.
Ternya aku masih penuh dengan ketidak siapan, aku belum siap akan kondisi yang seharusnya aku sudah bisa lewati ini.
Aku masih terlalu tidak tega meninggalkan semua yang telah lama untuk kepergianku menuju yang baru..
Aku masih telalu sayang untuk meninggalkannya, bahkan aku cenderung terus membawanya.
Itulah sebab dari semua kegagalanku, aku gagal untuk berpindah, bahkan hanya untuk bergeser.
Aku sudah terlanjur membuat sebuah stigma besar terhadap ketidak nyamanan dari sebuah perpindahan.
Aku terlalu membesar-besarkan sesuatu yang membuatku tidak nyaman di kondisi yang mungkin telah lama baru, dan aku terlalu terikat dengan kenyamanan yang selalu kubawa dari kepunyaanku yang lama..
Sekarang aku sadar, ternyata aku tidak bisa seperti itu, yang aku butuhkan hanyalah sebuah kesiapan untuk meninggalkan dan kesiapan untuk beradaptasi..
Sebuah kesiapan untuk meninggalkan kenyamanan yang telah menjadi semu..
Aku harus membuat sesuatu yang baru, karena aku tidak akan pernah selamanya diam di dalam satu tempat, aku harus bergeser..
Perpindahan yang dilakukan tidak selalu untuk semua hal yang berhubungan dengan meninggalkan yang telah lalu..
Bisa jadi perpindahan yang dilakukan hanya untuk mengatasi kejenuhan dan mencari sesuatu yang baru.
Memang benar ungkapan salah satu penulis besar yang tidak jarang kubaca karya-karyanya, ia berkata bahwa hidup itu penuh dengan perpindahan, dan kita harus siap menghadapi perpindahan demi perpindahan itu.
Aku mungkin belum siap, dan aku yakin suatu saat aku akan siap, aku akan siap menghadapi semua perpindahan yang terjadi di kehidupanku.
Kecil menjadi besar, teman menjadi sahabat, sahabat menjadi musuh, teman menjadi kekasih, bahkan kekasih menjadi teman. aku harus siap dengan semua perpindahan yang terjadi di dalam kehidupanku.
Yang paling penting adalah kini aku harus menjadi jauh lebih berani, lebih berani untuk meninggalkan sesuatu yang lama dan menikmati sesuatu yang baru. Lebih berani untuk tidak membawa sesuatu yang lama ke sesuatu yang baru. Lebih berani untuk beradaptasi dalam ketidaknyamanan dari suatu perpindahan, dan yang paling penting adalah lebih berani untuk memulai dan menerima sesuatu yang baru tanpa membandingkan dengan sesuatu yang telah kita lewati.
Karena perpindahan adalah sebuah proses di mana kita akan berkembang menjadi seseorang yang jauh lebih baik. Dalam setiap perpindahan akan memiliki cerita dan keunikannya tersendiri, dan setiap perpindahan akan memiliki cinta dan kenyamanannya tersendiri. Sebuah cinta dan kenyamanan yang tidak akan pernah bisa kita bandingkan dengan sesuatu yang telah kita lewati.